Wir verwenden Cookies und Daten, um
Wenn Sie „Alle akzeptieren“ auswählen, verwenden wir Cookies und Daten auch, um
Wenn Sie „Alle ablehnen“ auswählen, verwenden wir Cookies nicht für diese zusätzlichen Zwecke.
Nicht personalisierte Inhalte und Werbung werden u. a. von Inhalten, die Sie sich gerade ansehen, und Ihrem Standort beeinflusst (welche Werbung Sie sehen, basiert auf Ihrem ungefähren Standort). Personalisierte Inhalte und Werbung können auch Videoempfehlungen, eine individuelle YouTube-Startseite und individuelle Werbung enthalten, die auf früheren Aktivitäten wie auf YouTube angesehenen Videos und Suchanfragen auf YouTube beruhen. Sofern relevant, verwenden wir Cookies und Daten außerdem, um Inhalte und Werbung altersgerecht zu gestalten.
Wählen Sie „Weitere Optionen“ aus, um sich zusätzliche Informationen anzusehen, einschließlich Details zum Verwalten Ihrer Datenschutzeinstellungen. Sie können auch jederzeit g.co/privacytools besuchen.
Wir verwenden Cookies und Daten, um
Wenn Sie „Alle akzeptieren“ auswählen, verwenden wir Cookies und Daten auch, um
Wenn Sie „Alle ablehnen“ auswählen, verwenden wir Cookies nicht für diese zusätzlichen Zwecke.
Nicht personalisierte Inhalte und Werbung werden u. a. von Inhalten, die Sie sich gerade ansehen, und Ihrem Standort beeinflusst (welche Werbung Sie sehen, basiert auf Ihrem ungefähren Standort). Personalisierte Inhalte und Werbung können auch Videoempfehlungen, eine individuelle YouTube-Startseite und individuelle Werbung enthalten, die auf früheren Aktivitäten wie auf YouTube angesehenen Videos und Suchanfragen auf YouTube beruhen. Sofern relevant, verwenden wir Cookies und Daten außerdem, um Inhalte und Werbung altersgerecht zu gestalten.
Wählen Sie „Weitere Optionen“ aus, um sich zusätzliche Informationen anzusehen, einschließlich Details zum Verwalten Ihrer Datenschutzeinstellungen. Sie können auch jederzeit g.co/privacytools besuchen.
Orang tua mana yang tidak senang jika anaknya mau bersekolah. Pertanyaannya sekarang, apakah anak berani berangkat sekolah sendiri atau tidak? Apakah anak bisa ditinggal sendiri di sekolah atau tidak? Pada tahap perkembangan anak ini, ada sebuah dilema tersendiri yang dirasakan oleh orang tua, khususnya para Ibu. Di satu sisi mereka menginginkan anaknya tumbuh menjadi pribadi yang lebih mandiri. Namun, di sisi yang lain mereka tak ingin melepaskan perhatian pada anak, baik itu kangen atau cemas.
Oleh karena itu, di bawah ini akan dijelaskan beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua agar anak berani berangkat sekolah sendiri. Selain persiapan dari sisi anak, orang tua pun harus melakukan hal yang sama.
Memberikan Kepercayaan Kepada Guru & Sekolah
Memberi Kepercayaan Kepada Guru
Selain memberikan kepercayaan kepada anak, Anda juga harus memberikan kepercayaan kepada sekolah dan guru yang mengajar. Anda tidak perlu cemas bahwa sekolah tidak dapat menjaga anak sebaik Anda. Jika pikiran seperti itu selalu ada, Anda sendiri tidak akan pernah bisa tenang dan anak berani berangkat sekolah sendiri hanyalah harapan semu. Tentunya tidak serta merta melepas tanggung jawab sebagai orang tua. Sebaiknya Anda menjalin komunikasi yang baik dengan pihak sekolah agar mengetahui perkembangan dan kendala anak di sekolah. Patut Anda ketahui bahwa orang tua juga bisa berperan menjadikan sekolah lebih baik melalui sumbang ide maupun dana.
Memberikan Kepercayaan Kepada Anak
Memberikan Kepercayaan Kepada Anak
Tentunya Anda sendiri harus percaya akan kemampuan anak. Jika tidak, Anda akan terus terpancing untuk membantunya sehingga anak tidak memiliki kesempatan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya sendiri. Selain itu, anak juga layak mendapatkan motivasi dari orang tua agar mereka bersemangat melangkah ke sekolah. Biasakan anak berpamitan kepada orang tua sebelum ke sekolah. Orang tua juga tak lupa berdoa agar aktivitas anak di sekolah berjalan lancar.
Menentukan Target Waktu
Menentukan Target Waktu
Semua orang membutuhkan waktu untuk beradaptasi, termasuk anak-anak. Sangat wajar jika pada hari pertama sekolah mereka minta ditemani oleh orang tua. Biasanya semakin lama anak-anak akan terbiasa dan bisa ditinggal setelah nyaman dengan lingkungan dan teman-temannya. Yang tidak wajar adalah jika anak selalu minta ditunggui dalam waktu yang lama. Selain anak tidak mandiri, Anda pun menjadi tidak bisa melakukan aktivitas harian dengan leluasa, khususnya jika Anda termasuk ibu yang bekerja.
Oleh karena itu, langkah pertama yang bisa Anda lakukan adalah menentukan target waktu sampai anak berani berangkat sekolah sendiri. Berikan penjelasan kepada anak untuk mau belajar mandiri dan terangkan secara jelas rentang waktu yang disepakati. Empat minggu dirasa cukup untuk melakukannya.
Menyusun Strategi Menunggui Anak
Strategi Menunggu Anak
Sekarang kita memasuki tahap praktis melalui strategi menunggui anak di sekolah. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, agar anak berani berangkat sekolah sendiri diperlukan penyesuaian yang bertahap. Pada minggu pertama, Anda bisa menunggu di jarak yang dekat dan terlihat oleh anak. Dalam penyesuaian ini, yang anak perlukan adalah kehadiran Anda. Pada minggu kedua, Anda bisa mulai menunggu di jarak yang jauh, tapi tetap terlihat anak.
Memasuki minggu ketiga, Anda tetap menunggu di area sekolah, tapi tidak terlihat oleh anak. Tahap ini mulai mengajarkan anak untuk melepaskan diri. Terakhir di minggu keempat, Anda bisa melepaskan anak sepenuhnya menjadi lebih mandiri di sekolah. Untuk melatih keberanian dan kemandirian anak, diperlukan komunikasi dan kepercayaan dari orang tua. Hubungan dengan sekolah dan guru sebagai lingkungan dan orang tua pengganti juga sangat penting agar tumbuh kembang anak tidak terlepas dari pengawasan. Dengan cara ini, anak tetap dapat merasakan kasih sayang orang tua tanpa harus bergantung dan terkekang.